sorry kind of late of posting. beberapa minggu ini disibukkan dengan kegiatan Try Out menjelang UN yang bejubel banyaknya. tiap minggu ada try out. belom try out dari SSC yang 2 minggu sekali yang sekali ngerjain 90 soal sintiiiiiiiiiiing tidaaaaaaaaaaaak.
terus tadi hasil rapat nyokap gue di sekolah dibilang sama kepsek nggak boleh kebanyakan main komputer lah blablablabla karna nilai TO satu sekolah jelek jelek semua. nggak sesuai yang diharapkan. well gue cuma mau menyampaikan pemikiran gue disini.
kenapa semua harus diukur dari TRY OUT? apakah nilai Try Out indikator nilai kita di UAN kayak apa? menurut gue nggak. karena bisa aja pas lagi ngerjain nggak konsen, sakit, atau apa kan banyak faktor X yang buat nilai itu nggak perfect. lagipula liat aja sekolah gue. Try Out tiap minggu. di tengah-tengah try out masih ada ulangan harian yang SANGAT TERAMAT MENYITA WAKTU. suka ngambil jam pelajaran lain lagi itu ulangan harian. jadi mau nggak mau kan fokus kita kebagi 2 antara try out sama ulangan biasa kaaaaan. ntar kalo yang satu nggak belajar salah. tapi harus bisa dua-duanya. belom lagi kalau harus remedial. yang harus dipelajari berarti masih banyak lagi kan? itu dia juga yang menyebabkan banyak temen gue yang masih nyontek. karena menurut gue waktunya kuraaaaaaang!
udah gitu jarak dari satu TO ke TO lain itu deket banget. jadi belom bisa belajar yang salah kemaren udah dijejelin yang begituan lagi. gimana kita mau tau kita salah dan ngebenerin di TO selanjutnya?
why does those adults (parents, teachers, and principal) didn't understand what's on our mind huh? namanya juga anak muda masih pengen punya banyak waktu buat main sama temen. kalo dijejelin begituan doang tiap hari emang nggak pusing? nggak pengen muntah? yeah i know this is the risk being the 3rd grade. tapi yang gue permasalahkan adalah KENAPA SEMUA HARUS DIUKUR DENGAN NILAI? BUKANNYA PROSES? padahal kurikulum pendidikan kita berbasis pada kompetensi/proses
dan apa alasannya pemerintah memajukan UN? kita butuh waktu lebih banyak buat belajar. kita nggak dikejer waktu kok. masih muda. waktu masih panjang buat belajar. kenapa harus dimajuin? memperkecil presentase nggak lulus? itu berarti kan anaknya yang nggak siap buat UN makanya nggak lulus. kenapa jadinya malah dimajuin? lalu kalau nilai kita jelek siapa lagi yang akan disalahkan? guru? orang tua? sekolah? atau kami para murid yang pasrah dengan nasib?
No comments:
Post a Comment